Gedung Sate Tempat Bersejarah – Gedung Sate dibangun pada tahun 1920 yang semula digunakan untuk Departement Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan) bersamaan dengan pembangunan gedung Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoondienst (Pusat Pos, Telegraf, dan Telepon) di sisi timur laut Gedung Sate.
Pembangunan Gedung Sate Tempat Bersejarah merupakan bagian dari program pemindahan pusat militer pemerintah Hindia Belanda dari Meester Cornelis ke wilayah Bandung.
Gedung ini dirancang dalam satu komplek perkantoran untuk instansi pemerintah (Gouvernements Bedrijven/GB) dan dirancang tim yang dipimpin oleh Ir. J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks serta Gemeente van Bandoeng yang diketuai oleh V.L. Sloors.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, putri sulung B. Coops, Walikota Bandung pada saat itu, dan Petronella Roelofsen mewakili Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia.
Pada tanggal 3 Desember 1945, terjadi peperangan antara para pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan gedung dari serangan tentara Gurkha yang merupakan bagian dari tentara Inggris.
Tujuh pemuda gugur dalam peristiwa ini. Untuk mengenang jasa mereka, tanggal 3 Desember kemudian dijadikan hari peringatan Amal Bhakti Departemen Pekerjaan Umum.
Pada tahun 1945 Gedung Sate Tempat Bersejarah digunakan sebagai kantor pusat Pekerjaan Umum. Pada tahun 1980 gedung ini digunakan sebagai Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sampai saat ini.
Sejarah Gedung Sate Tempat Bersejarah
Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, tetapi juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat.
Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan kota bandung.
Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali Kota Bandung, Bertus Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920.
Merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja.
150 orang di antaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan China yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota Bandung).
Gedung Sate (ca.1920-28)
Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan September 1924 berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf) dan Perpustakaan.
Arsitektur Gedung Sate Tempat Bersejarah merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.
Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate Tempat Bersejarah adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.
Beberapa pendapat tentang megahnya Gedung Sate Tempat Bersejarah di antaranya Cor Pashier dan Jan Wittenberg dua arsitek Belanda, yang mengatakan “langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa”.
D. Ruhl dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, “Gedung Sate adalah bangunan terindah di Indonesia”.
Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate Tempat Bersejarah pada April 1923, menyatakan, “Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis”.
Seperti halnya gaya arsitektur Italia pada masa renaiscance terutama pada bangunan sayap timur. Sedangkan menara bertingkat di tengah bangunan mirip atap meru atau pagoda.
Masih banyak lagi pendapat arsitek Indonesia yang menyatakan kemegahan Gedung Sate misalnya Slamet Wirasonjaya, dan Ir. Harnyoto Kunto.
Lokasi dan Rute Menuju Gedung Sate Tempat Bersejarah
Gedung Sate Tempat Bersejarah berlokasi di Kota Bandung tepatnya di Jalan Diponogoro Nomor 22, Citarum, Bandung Wetan.
Lokasi ini sangat strategis sehingga mudah untuk diakses dari mana saja. Jika berangkat dari kawasan Pasteur, Anda bisa melalui Jalan Dr. Djunjunan kemudian ke Flyover Pasupati.
Selanjutnya melalui Jalan Surapati ke Jalan Sentot Alibasjah dan menuju Jalan Diponegoro. Ada banyak moda transportasi umum yang bisa Anda gunakan, termasuk transportasi online juga sudah sangat mudah diakses di tempat ini.
Baca juga: Iconic Place Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Fasilitas Gedung Sate Tempat Bersejarah
Saat ini Gedung Sate Tempat Bersejarah memiliki berbagai fasilitas tempat wisata yang membuat siapa saja betah berkunjung ke tempat ini. beberapa fasilitas yang ada di gedung ini seperti ruang teater mini, tempat ibadah, area parkir, teknologi canggih, kaca mata virtual reality, dan toilet.
Sementara itu, saat Anda datang ke wisata Bandung yang satu ini ada beberapa spot wisata menarik yang bisa Anda coba. Berikut penjelasannya:
1. Diorama Sejarah
Museum Gedung Sate ini juga menyajikan diorama sejarah yang isinya informasi sejarah Gedung Sate Tempat Bersejarah. Pengunjung bisa melihat berbagai foto masa lalu yang diletakkan pada setiap sisi dinding gedung ini.
2. Pemutaran Film Sejarah
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa gedung ini memiliki ruang teater mini. Ruangan ini digunakan untuk pemutaran film sejarah. Sehingga pengunjung bisa menyaksikan tontonan sejarah dengan fasilitas yang nyaman seperti di bioskop.
3. Wisata Edukasi tentang Arsiterktur dan Sipil
Anda yang senang dengan desain arsitektur mungkin akan senang dengan spot wisata ini. sebab disini ada beberapa barang peninggalan pada masa pembangunan Gedung Sate Tempat Bersejarah ini, Anda bisa melihat berbagai gambar rancangan sebelum gedung ini berdiri.
4. Melihat Teknologi Kekinian
Tidak hanya wisata edukasi sejarah, di Gedung Sate Tempat Bersejarah ini juga Anda akan diajak untuk menikmati teknologi terkini. Gedung ini dilengkapi dengan papan informasi yang menggunakan media audiovisual dengan proteksi animasi.
Tidak hanya itu, terdapat pula proyeksi 4 dimensi dari gedung bersejarah ini yang pasti akan memukau siapa saja yang melihatnya.
Fungsi Gedung Sate
Sepeti tempat wisata lain, Gedung Sate ini juga ada biaya masukknya. Namun tenang saja, karena tiket masuk ke lokasi wisata ini tidak mahal.
Melansir situs travelspromo.com, biaya tiket masuk ke wisata ini hanya Rp 5.000 yang buka di hari Selasa sampai Minggu.
Sementara untuk jam operasionalnya hanya dari pukul 09.30 – 16.00. Tetap patuhi protokol kesehatan saat berkunjung ke wisata ini
Baca Juga: Seblak Sultan Khas Bandung – West Java Iconic Food